• Tips Beasiswa Belajar di Luar Negeri


    Berawal dari pertemuan dengan orang tua dan juga pengalaman yang didapat oleh siswa-siswa yang melanjutkan studi ke luar negeri, beberapa tips ini semoga bermanfaat bagi para pembaca.
    Universitas di luar negeri memiliki syarat-syarat tertentu yang berbeda dari universitas satu dengan yang lainnya dalam perekrutan mahasiswa terutama mahasiswa dari luar negaranya. Dan biasanya syarat ini berat bahkan sangat berat untuk dilalui oleh siswa dari Indonesia. Berikut ini hal yang perlu diperhatikan dalam pengajuan beasiswa universitas di luar negeri ataupun dalam pengajuan sebagai mahasiswa baru.
    Pertama, jika syaratnya ada penulisan essay, diusahakan setepat mungkin dalam jumlah penulisan kalimatnya. Jika universitas tersebut meminta 250 kata, maka essaynya tidak ditulis 350 atau 400 kata. Jika diminta untuk menulis essay nya 1000 kata, maka essay nya tidak ditulis 500 kata. Intinya para calon mahasiswa ini harus membaca instruksi dengan baik dan benar. Salah paham dalam membaca instruksi akan berakibat fatal.
    Kedua, dalam menulis essay tidak berlebihan atau lebay. Karena orang-orang yang mengecek tulisan anak-anak Indonesia sudah hafal dengan karakter orang Indonesia yang suka melebih-lebihkan fakta yang ada. Semisal diminta untuk menuliskan tentang cita-cita di 10 tahun yang akan datang, artinya siswa tersebut berusia sekitar 27 atau 28 tahun, maka sebaiknya tidak bercita-cita menjadi presiden di usia yang begitu belia. Sebaiknya menuliskan tentang apa yang kira-kira rasional dan visioner.
    Ketiga, pilih universitas yang memberikan wacana masa depan yang jelas. Universitas terbaik di dunia biasanya memberikan deskripsi jelas mengenai biaya yang akan dikeluarkan semasa kuliah. Jika orang tua tidak dapat mendukung sepenuhnya biaya yang harus dikeluarkan, maka universitas tersebut akan memberikan alternatif bagaimana siswa tersebut dapat bertahan. Misal dengan menghemat uang yang dikirim orang tua, dapat bekerja part time sebagai pelayan restoran atau sebagai penunggu orang tua (baby sitter yang hanya mengajak orang tua ngobrol). Mereka sangat menghargai tenaga kita. Bahkan di beberapa negara memberikan waktu bagi mahasiswanya untuk belajar bekerja.
    Keempat, persiapkan surat sakti. Anak dapat mendapatkan surat sakti dengan berbagai macam. Melalui kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung siswa tersebut ke jurusan yang diminati. Seperti misalnya ingin kuliah kedokteran di Jerman, maka siswa tersebut aktif di PMI atau rumah sakit sebagai tenaga sukarela. Surat referensi dari kegiatan siswa ini sangat berharga. Jika ingin kuliah di bidang komunikasi atau berhubungan dengan teknologi, surat sakti atau internship dari kompetisi internasional semisal ThinkQuest International Competition dapat diajukan sebagai surat pendukung untuk pengajuan beasiswa ataupun pengajuan sebagai mahasiswa di universitas terbaik di luar negeri.
    Kelima, untuk komunikasi, jangan lupa untuk mengasah kemampuan bahasa. Tidak hanya bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Jepang, dan bahasa Perancis sangat mendukung dalam proses perkuliahan di negara-negara maju. Kemampuan menguasai bahasa ini juga mendukung siswa dalam memperoleh beasiswa yang diinginkan.
    Jangan takut untuk mencoba dan terus mencoba untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Satu hal yang harap diingat jika sudah selesai kuliah di luar negeri, sumbangkan hasil pikiran ke tanah air kita, Indonesia.
    Semoga bermanfaat.
    Sumber :http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/05/tips-beasiswa-belajar-di-luar-negeri/

0 komentar:

Posting Komentar